Kaum
wanita memang lebih gampang stres. Berbagai hal bisa menyebabkan tekanan
emosional pada diri mereka, mulai dari pekerjaan di kantor, pengasuhan anak,
sampai soal penampilan. Dalam buku The Stresses Sex: Uncovering the Truth about Men, Women, and
Mental Health, Jason Freeman, menyebutkan kaum wanita beresiko 40
persen lebih besar untuk mengalami gangguan psikologi. Freeman yang seorang
profesor bidang psikologi itu mengatakan wanita rentan mengalami depresi,
gangguan panik, fobia, insomnia, gangguan stres pasca trauma, serta gangguan
pola makan. Ia mengatakan, tuntutan dari lingkungan terhadap kaum wanita juga
lebih besar sehingga meningkatkan level stres mereka. "Kesan sempurna
diperoleh bila wanita bisa menjaga keluarga, karir, penampilan, bahkan merangkap
pencari nafkah," katanya. Melakukan pekerjaan domestik dianggap kurang
bernilai, sementara wanita bekerja juga mendapat upah lebih rendah. Sehingga
menurut Freeman sulit bagi wanita untuk mencapai karir yang baik tetapi tetap
bisa menjalankan fungsi gandanya. "Belum lagi mereka dihujani oleh image
akan wanita sempurna. Tak heran jika mereka mengalami stres emosional,"katanya.
Para pakar percaya, aspek biologis, psikologis, dan lingkungan bisa menjelaskan
mengapa stres lebih sering dialami wanita. Pengaruh hormon selama kehamilan dan
masa menopuase juga menyebabkan wanita rentan depresi. Selain itu kaum wanita
juga berupaya lebih keras dalam menjaga hubungannya dengan pasangan. Mereka
juga tak segan mencari pertolongan profesional jika mengalami gejala depresi,
sehingga mereka lebih sering didiagnosis. Perbedaan gaji antara pria dan wanita, dimana wanita umumnya mendapat upah
lebih sedikit dibanding karyawan pria juga kerap menjadi sumber stres.
Apa pentingnya bahagia bagi Ibu?
Pentingnya bahagia bagi seorang ibu tercermin dari
banyaknya buku-buku dan artikel-artikel yang membahas mengenai Ibu Bahagia.
Menjadi Ibu Bahagia tidak saja mampu membahagiakan dirinya sendiri, tapi dapat
menularkan kebahagiaan tersebut kepada anak-anak dan suaminya. Dan pada
Bab 1 dari buku ini, penulis memaparkan bahwa dengan hati yang bahagia, proses
pemenuhan kewajiban seorang ibu dapat berjalan optimal.
Akan tetapi, masih banyak Ibu-ibu yang merasa tidak bahagia dengan
peran yang dijalaninya. Dua contoh di atas dapat mewakili realitas yang terjadi
di masyarakat. Tidak hanya ibu full time mom, ibu bekerja juga bisa mengalami
perasaan tidak bahagia. Walaupun dalam laporannya Majalah Tempo Edisi Desember
2011 menyatakan ibu bekerja lebih jarang stress, tapi potensi untuk tidak
bahagia tetap ada pada setiap wanita yang tidak mampu mengelola tanggung jawabnya
secara maksimal dan tidak mampu menyalurkan emosi/perasaan yang dirasakan
dengan cara yang tepat.
Salah satu penyebab stres pada wanita adalah tidak tercapainya
keseluruhan pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam Bab 1 penulis mengutip Teori
Maslow, terdapat beberapa kebutuhan dalam diri manusia, diantaranya kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan mencintai disintai dan memiliki,
harga diri dan aktualisasi diri. Dan dari kebutuhan terakhir yang membenarkan
laporan tempo tersebut bahwa ibu bekerja lebih jarang stres karena sudah
memenuhi perasaan aktualiasi diri dengan bekerja tersebut.
Padahal menurut Maslow, aktualisasi diri sejatinya adalah
mengoptimalkan segenap potensi yang dimiliki. Jadi aktualiasi tidak hanya
terbatas buat ibu bekerja saja, ibu rumah tangga biasa juga bisa melakukan
aktualisasi diri. Tentunya dengan lebih peka mengenal semua potensi dulu. Hal
inilah yang perlu diketahui oleh ibu rumah tangga biasa.
Apa saja penyebab stress pada ibu?
penyebab stress yang berasal dari internal ibu akibat dipengaruhi
hormonal. Kehamilan, lekahiran, dan pasca kelahiran merupakan
peristiwa-peristiwa penting yang dapat enjadi penyebab stress pada ibu. penyebab
stes ekternal terhadap seorang Ibu. Apa saja yang menyebabkan stress dari
faktor eksternal ini? Diantaranya adalah relasi atau hubungan antara ibu dan
anak, hubungan dengan suami dan tugas domestic yang mesti dilakukan.
Seperti apakah seorang ibu itu seharusnya?
Menghindari penyebab stress pada ibu rasanya tidak akan
mungkin, karena memang seorang ibu posisinya dikepung oleh beragam penyebab
stress. Tapi ibu masih bisa terhindar dari stress dengan cara menjadi dirinya
sendiri. Ketika ibu sudah menjadi dirinya sendiri dan bukan untuk memenuhi
tuntutan dari luar, maka stress akan semakin menjauhi seorang ibu. Lalu apa
yang mesti dijalani seorang ibu agar mampu menjadi dirinya sendiri? Yang
pertama mesti dilakukan adalah seorang ibu jujur kepada dirinya sendiri.
“ Kebahagian alami adalah ketika kita mampu memenuhi apa yang
diinginkan diri, jangan pernah mematok sebuah kebahagian berdasarkan kebahagiaan
orang lain, karena belum tentu sesuatu yang bisa membuat orang lain bahagia
akan berefek sama terhadap diri sendiri ”
Jujur dengan kemampuan sendiri, jujur dengan keterbatasan diri
merupakan langkah awal untuk menjadi diri sendiri. Orang bilang hidup penuh
dengan pilihan, demikian juga dalam kehidupan seorang ibu. Ketika sudah mantap
dengan pilihan, langkah selanjutnya adalah fokus dengan pilihan tersebut. Lalu
komunikasikan dengan suami dan anak untuk minta dukungan.
“Banyak para isti menganggap suaminya tidak aham dengan apa
keinginannya, padahal yang terjadi mungkin bukan tidak mau, tapi bisa jadi
karena memang tidak paham”
Miliki hobi, lakukan olahraga secara teratur dan sisihkan waktu
untuk kesenangan pribadi, maka insyaallah stress akan terhindar dari diri
seorang ibu.
Lalu bagaimana bahagia bisa diraih?
Jalan kebahagian tersebut akan didapat apabila seorang ibu
ikhlas dalam menjalani perannya. Bagaimana konsep ikhlas yang benar, mengapa
harus ikhlas, definisi ikhlas, bagaimana tips dan trik membangun ikhlas, serta
manfaat ikhlas dalam mencapai kebahagiaan.
“Sikap ikhlas sejati bukanlah menrima apa adanya namun disaat yang
sama menekan rasa kecewa, tapi adalah menerima apa adanya dengan ketulusan”
Orang yang ikhlas jika kecewa akan sabar sehingga tidak putus asa.
Orang yang ikhlas selalu dalam keadaan relaks, sehingga nantinya energy-energi
positif dalam dirinya akan menetralisir energy negative yang ada.Perasaan
‘aktual’ dari seorang ibu hanya akan didapat ketika konsep ikhlas sejati sudah
dipraktekkan.
Bahagia Jalan Menuju Sukses
“Kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat mengantarkan kepada
kesuksesan (surga). Ali bin Abi Thalib
Sesungguhnya tujuan hidup itu adalah untuk bahagia, bahagia
sebagai seorang manusia, bahagia sebagai seorang Hamba Allah dan tentunya
bahagia untuk hari akhir. Manusia bekerja untuk membiayai hidup diri dan
keluarganya. Dengan uang yang diperoleh dari bekerja tersebut bisa memenuhi
segala kebutuhan hidupnya. Apa yang didapat? Bahagia tentunya. Orang-orang kaya
rela menghabiskan uangnya untuk melancong ke berbagai Negara. Apa sesungguhnya
yang dicari? Bahagia jawabannya.
Dengan bahagia, kesuksesan mudah diraih. Sehingga bahagia merupakan alat kesuksesan. Maka sebelum memulai tahapan kesuksesan, kenali dulu jalan menuju kebahagiaan.
Dengan bahagia, kesuksesan mudah diraih. Sehingga bahagia merupakan alat kesuksesan. Maka sebelum memulai tahapan kesuksesan, kenali dulu jalan menuju kebahagiaan.
Meluangkan
waktu untuk diri sendiri (keluarga). Seperti telah dijelaskan di atas dalam
rekreasi atau meluangkan waktu bagi diri sendiri dan keluarga sangat diperlukan
agar individu terhindar dari stress. Selain itu, kegiatan seperti memancing
ikan dapat sebagai sarana mengurangi ketegangan pada individu yang mengalami stress.
Menghindari diri dalam kesendirian. Jika individu mengalami stress sebaiknya
banyak bergaul dengan orang
lain
agar tidak dalam kesendirian, sebab jika dalam kesendirian individu itu akan
semakin menikmati stressnya. Dengan semakin menikmati stress kondisinya
akan semakin buruk dan membahayakan. Untuk itu, akan lebih baik individu yang
mengalami stress mencari teman yang dapat diajak untuk mencurahkan isi
hati (curhat), sehingga beban psikologis penyebab stress dapat dikurangi.
Stress tidak pernah dapat dihindari oleh setiap individu selama dalam
kehidupannya sehingga setiap individu harus mampu mengenali penyebab stress dan
cara-cara menguranginya. Tujuannya agar individu dalam mengarungi kehidupannya
tidak terlalu
banyak
terlanda stress, sehingga dapat menikmati kehidupan dengan layak, nyaman,
dan bahagia. Untuk itu, perlu diciptakan lingkungan keluarga, lingkungan kerja,
dan suasana yang harmonis serta kondusif agar warga masyarakat yang ada di
lingkungan tersebut sejahtera lahir dan batin. Juga untuk selalu mendekatkan
diri dengan Tuhan dan jangan lupa untuk selalu menyebut nama Tuhan di setiap
waktu dan di setiap kesempatan. Insya Allah individu yang demikian itu akan
tehindarkan dari stress.
Refrensi :
Jason Freeman, 2013. The Stresses Sex: Uncovering the Truth about Men, Women, and Mental Health. United Kingdom : Oxford University Press
Rena Puspa, 2014. Bahagia Ketika Ikhlas. Indonesia : Elex Media
Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1
0 komentar:
Posting Komentar