Kamis, 28 Mei 2015

Stress pada Wanita




      






    


            Kaum wanita memang lebih gampang stres. Berbagai hal bisa menyebabkan tekanan emosional pada diri mereka, mulai dari pekerjaan di kantor, pengasuhan anak, sampai soal penampilan. Dalam buku The Stresses Sex: Uncovering the Truth about Men, Women, and Mental Health, Jason Freeman, menyebutkan kaum wanita beresiko 40 persen lebih besar untuk mengalami gangguan psikologi. Freeman yang seorang profesor bidang psikologi itu mengatakan wanita rentan mengalami depresi, gangguan panik, fobia, insomnia, gangguan stres pasca trauma, serta gangguan pola makan. Ia mengatakan, tuntutan dari lingkungan terhadap kaum wanita juga lebih besar sehingga meningkatkan level stres mereka. "Kesan sempurna diperoleh bila wanita bisa menjaga keluarga, karir, penampilan, bahkan merangkap pencari nafkah," katanya. Melakukan pekerjaan domestik dianggap kurang bernilai, sementara wanita bekerja juga mendapat upah lebih rendah. Sehingga menurut Freeman sulit bagi wanita untuk mencapai karir yang baik tetapi tetap bisa menjalankan fungsi gandanya. "Belum lagi mereka dihujani oleh image akan wanita sempurna. Tak heran jika mereka mengalami stres emosional,"katanya. Para pakar percaya, aspek biologis, psikologis, dan lingkungan bisa menjelaskan mengapa stres lebih sering dialami wanita. Pengaruh hormon selama kehamilan dan masa menopuase juga menyebabkan wanita rentan depresi. Selain itu kaum wanita juga berupaya lebih keras dalam menjaga hubungannya dengan pasangan. Mereka juga tak segan mencari pertolongan profesional jika mengalami gejala depresi, sehingga mereka lebih sering didiagnosis. Perbedaan gaji antara pria dan wanita, dimana wanita umumnya mendapat upah lebih sedikit dibanding karyawan pria juga kerap menjadi sumber stres.


Apa pentingnya bahagia bagi Ibu?
            Pentingnya bahagia bagi seorang ibu tercermin dari banyaknya buku-buku dan artikel-artikel yang membahas mengenai Ibu Bahagia. Menjadi Ibu Bahagia tidak saja mampu membahagiakan dirinya sendiri, tapi dapat menularkan kebahagiaan tersebut kepada anak-anak dan suaminya.  Dan pada Bab 1 dari buku ini, penulis memaparkan bahwa dengan hati yang bahagia, proses pemenuhan kewajiban seorang ibu dapat berjalan optimal.
Akan tetapi, masih banyak Ibu-ibu yang merasa tidak bahagia dengan peran yang dijalaninya. Dua contoh di atas dapat mewakili realitas yang terjadi di masyarakat. Tidak hanya ibu full time mom, ibu bekerja juga bisa mengalami perasaan tidak bahagia. Walaupun dalam laporannya Majalah Tempo Edisi Desember 2011 menyatakan ibu bekerja lebih jarang stress, tapi potensi untuk tidak bahagia tetap ada pada setiap wanita yang tidak mampu mengelola tanggung jawabnya secara maksimal dan tidak mampu menyalurkan emosi/perasaan yang dirasakan dengan cara yang tepat.
Salah satu penyebab stres pada wanita adalah tidak tercapainya keseluruhan pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam Bab 1 penulis mengutip Teori Maslow, terdapat beberapa kebutuhan dalam diri manusia, diantaranya kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan mencintai disintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri. Dan dari kebutuhan terakhir yang membenarkan laporan tempo tersebut bahwa ibu bekerja lebih jarang stres karena sudah memenuhi perasaan aktualiasi diri dengan bekerja tersebut.
Padahal menurut Maslow, aktualisasi diri sejatinya adalah mengoptimalkan segenap potensi yang dimiliki. Jadi aktualiasi tidak hanya terbatas buat ibu bekerja saja, ibu rumah tangga biasa juga bisa melakukan aktualisasi diri. Tentunya dengan lebih peka mengenal semua potensi dulu. Hal inilah yang perlu diketahui oleh ibu rumah tangga biasa.


Apa saja penyebab stress pada ibu?
 
penyebab stress yang berasal dari internal ibu akibat dipengaruhi hormonal. Kehamilan, lekahiran, dan pasca kelahiran merupakan peristiwa-peristiwa penting yang dapat enjadi penyebab stress pada ibu. penyebab stes ekternal terhadap seorang Ibu. Apa saja yang menyebabkan stress dari faktor eksternal ini? Diantaranya adalah relasi atau hubungan antara ibu dan anak, hubungan dengan suami dan tugas domestic yang mesti dilakukan.  


Seperti apakah seorang ibu itu seharusnya?
 
            Menghindari penyebab stress pada ibu rasanya tidak akan mungkin, karena memang seorang ibu posisinya dikepung oleh beragam penyebab stress. Tapi ibu masih bisa terhindar dari stress dengan cara menjadi dirinya sendiri. Ketika ibu sudah menjadi dirinya sendiri dan bukan untuk memenuhi tuntutan dari luar, maka stress akan semakin menjauhi seorang ibu. Lalu apa yang mesti dijalani seorang ibu agar mampu menjadi dirinya sendiri? Yang pertama mesti dilakukan adalah seorang ibu jujur kepada dirinya sendiri.
“ Kebahagian alami adalah ketika kita mampu memenuhi apa yang diinginkan diri, jangan pernah mematok sebuah kebahagian berdasarkan kebahagiaan orang lain, karena belum tentu sesuatu yang bisa membuat orang lain bahagia akan berefek sama terhadap diri sendiri ”
Jujur dengan kemampuan sendiri, jujur dengan keterbatasan diri merupakan langkah awal untuk menjadi diri sendiri. Orang bilang hidup penuh dengan pilihan, demikian juga dalam kehidupan seorang ibu. Ketika sudah mantap dengan pilihan, langkah selanjutnya adalah fokus dengan pilihan tersebut. Lalu komunikasikan dengan suami dan anak untuk minta dukungan.
“Banyak para isti menganggap suaminya tidak aham dengan apa keinginannya, padahal yang terjadi mungkin bukan tidak mau, tapi bisa jadi karena memang tidak paham”
Miliki hobi, lakukan olahraga secara teratur dan sisihkan waktu untuk kesenangan pribadi, maka insyaallah stress akan terhindar dari diri seorang ibu.

Lalu bagaimana bahagia bisa diraih?          
            Jalan kebahagian tersebut akan didapat apabila seorang ibu ikhlas dalam menjalani perannya. Bagaimana konsep ikhlas yang benar, mengapa harus ikhlas, definisi ikhlas, bagaimana tips dan trik membangun ikhlas, serta manfaat ikhlas dalam mencapai kebahagiaan.
“Sikap ikhlas sejati bukanlah menrima apa adanya namun disaat yang sama menekan rasa kecewa, tapi adalah menerima apa adanya dengan ketulusan”
Orang yang ikhlas jika kecewa akan sabar sehingga tidak putus asa. Orang yang ikhlas selalu dalam keadaan relaks, sehingga nantinya energy-energi positif dalam dirinya akan menetralisir energy negative yang ada.Perasaan ‘aktual’ dari seorang ibu hanya akan didapat ketika konsep ikhlas sejati sudah dipraktekkan.

Bahagia Jalan Menuju Sukses
“Kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat mengantarkan kepada kesuksesan (surga). Ali bin Abi Thalib
Sesungguhnya tujuan hidup itu adalah untuk bahagia, bahagia sebagai seorang manusia, bahagia sebagai seorang Hamba Allah dan tentunya bahagia untuk hari akhir. Manusia bekerja untuk membiayai hidup diri dan keluarganya. Dengan uang yang diperoleh dari bekerja tersebut bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Apa yang didapat? Bahagia tentunya. Orang-orang kaya rela menghabiskan uangnya untuk melancong ke berbagai Negara. Apa sesungguhnya yang dicari? Bahagia jawabannya.
Dengan bahagia, kesuksesan mudah diraih. Sehingga bahagia merupakan alat kesuksesan. Maka sebelum memulai tahapan kesuksesan, kenali dulu jalan menuju kebahagiaan.

            Meluangkan waktu untuk diri sendiri (keluarga). Seperti telah dijelaskan di atas dalam rekreasi atau meluangkan waktu bagi diri sendiri dan keluarga sangat diperlukan agar individu terhindar dari stress. Selain itu, kegiatan seperti memancing ikan dapat sebagai sarana mengurangi ketegangan pada individu yang mengalami stress. Menghindari diri dalam kesendirian. Jika individu mengalami stress sebaiknya banyak bergaul dengan orang
lain agar tidak dalam kesendirian, sebab jika dalam kesendirian individu itu akan semakin menikmati stressnya. Dengan semakin menikmati stress kondisinya akan semakin buruk dan membahayakan. Untuk itu, akan lebih baik individu yang mengalami stress mencari teman yang dapat diajak untuk mencurahkan isi hati (curhat), sehingga beban psikologis penyebab stress dapat dikurangi. Stress tidak pernah dapat dihindari oleh setiap individu selama dalam kehidupannya sehingga setiap individu harus mampu mengenali penyebab stress dan cara-cara menguranginya. Tujuannya agar individu dalam mengarungi kehidupannya tidak terlalu
banyak terlanda stress, sehingga dapat menikmati kehidupan dengan layak, nyaman, dan bahagia. Untuk itu, perlu diciptakan lingkungan keluarga, lingkungan kerja, dan suasana yang harmonis serta kondusif agar warga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut sejahtera lahir dan batin. Juga untuk selalu mendekatkan diri dengan Tuhan dan jangan lupa untuk selalu menyebut nama Tuhan di setiap waktu dan di setiap kesempatan. Insya Allah individu yang demikian itu akan tehindarkan dari stress.






Refrensi :  

Jason Freeman, 2013. The Stresses Sex: Uncovering the Truth about Men, Women, and Mental Health. United Kingdom : Oxford University Press

Rena Puspa, 2014. Bahagia Ketika Ikhlas. Indonesia : Elex Media

Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1




0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates