1. Pengertian keperibadian.
2. Hubungan filsafat dengan kepribadian(estimologi)
3. Pengertian Hipotesis.
4. Jelaskan teori yang bermanfaat (usefull theory)
5. Jelaskan dimensi dari konsep kemanusiaan.
6. Jelaskan dan contoh tingkat kehidupan freud.
7. Jelaskan dan contoh di (ID) primer.
8. Prinsip id, ego, superego.
9. Subsistem dalam superego.
10. Jelaskan & contoh defense mekanisme (freud)
11. Tahap2 perkembangan psikoanalisis.
12. Tujuan final adalah (finalism). (adler)
13. Jelaskan superiritas, inferioritas, gaya hidup. (adler)
14. 3 faktor eksternal. penyesuaian diri buruk.(adler)
15. Jelaskan app dari teori adler.
16. Ketidaksadaran kolektif adalah? (jung)
17. Macam2 arketipe ((jung)
18.Fungsi dan sikap jiwa.(jung)
19. Kehidupan psikis dari bayi. (klein).
20.Posisis defense mekanism (klein).
Jawaban.
1.
kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik yang berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu, yang menentukan penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain.
2.
3.
hipotesis berarti kebenaran yang masih diragukan. Menurut Soemadi Suryabrata, hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis sendiri merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penelaahan pustaka. Yang kemudian dijadikan jawaban masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin.
hipotesis berarti kebenaran yang masih diragukan. Menurut Soemadi Suryabrata, hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis sendiri merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penelaahan pustaka. Yang kemudian dijadikan jawaban masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin.
Perumusan
hipotesis hendaknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang secara jelas dan
padat memuat pertautan antara dua variabel atau lebih. Selain itu, hipotesis
yang dirumuskan harus dapat diuji, sehingga memungkinkan peneliti untuk
mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut. Secara garis
besar, hipotesis dibedakan menjadi dua, yakni hipotesis alternative dan
hipotesis nol.
Hipotesis
alternative (Ha), hipotesis yang menyatakan adanya saling-hubungan antara dua
variable atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada
kelompok-kelompok yang berbeda. Misalkan hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan
antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa”
Hipotesis nol (H0), hipotesis yang menyatakan
tidak adanya saling hubungan antara dua variable atau lebih, atau hipotesis
yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya. Contoh hipotesis nol adalah “Tidak ada hubungan antara
tingkat penghasilan orangtua dengan prestasi belajar anak.
4.
5.
6.
7.
Proses primer adalah reaksi membayangkan/menghayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan-dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
8.
. Id beroperasi berdasarkan
prinsip kenikmatan (pleasure principle) yaitu: berusaha memperoleh kenikmatan
dan menghindari rasa sakit. Pleasure principle diproses dengan dua cara, tindak
refleks (reflex actions) dan proses primer (primary process).
ego prinsip realita (Reality Principle). Prinsip
itu dikerjakan melalui proses sekunder (Secondary Process), yakni berfikir
realistik menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan objek
yang dimaksud. Proses itu disebut uji realita (Reality Testing). Ego sebagian
besar berada di kesadaran dan sebagian kecil beroperasi di daerah prasadar dan
taksadar.
Superego
adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai
prinsip idealistik (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan
Id dan prinsip realistik dari Ego.
Prinsip
idealistik mempunyai dua sub prinsip, yakni conscience dan ego-ideal. Apapun
tingkah laku yang dilarang, dianggap salah, dan dihukum oleh orang tua, akan
diterima anak menjadi suara hati (conscience), yang berisi apa saja yang tidak
boleh dilakukan. Apapun yang disetujui, dihadiahi dan dipuji orang tua akan
diterima menjadi standar kesempurnaan (Ego-Ideal), yang berisi apa saja yang
seharusnya dilakukan. Proses mengembangkan konsensia dan ego-ideal, yang
berarti menerima standar salah dan benar itu disebut introyeksi (introjection).
Sesudah terjadi introyeksi, kontrol pribadi akan mengganti kontrol orang tua.
9.
10.
Defense mekanism Freud.
Defense mekanism Freud.
1.
Represi (Repression)
Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan2,
impuls2 pikiran, kehendak2 yang tidak sesuai dan mengganggu
kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam
bawah sadar.
Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran2 yang
tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar.
Repression yang terus menerus akan menjadi tumpukan kekecewaan sehingga menjadi
“kompleks terdesak”
Contoh: seorang pemuda melihat kematian temannya waktu
kecelakaan, kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut. (lupa ini disebut
amnesia yang psikogenik, bila lupa karena gegar otak maka disebut amnesia
organik).
2.
Kompensasi (Compensation)
Mekanisme dimana seseorang mengabdikan dirinya kepada
mengejar suatu tujuan, dengan usaha yang lebih giat ke dalam usahanya itu untuk
mengatasi rasa kekurangan yang sebenarnya atau yang hanya dirasakan saja.
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan sifat yang baik
atau karena frustrasi dalam suatu bidang, lalu dicari kepuasan secara berlebihan
dalam bidang yang lain (kompensasi berlebihan). Kompensasi dilakukan terhadap
perasaan kurang mampu (inferior).
Contoh: anak yang tidak pandai di sekolah, menjadi
anak jagoan atau ditakuti oleh teman-temannya).
3.
Konversi (Conversion)
Mekanisme dimana konflik emosional memperoleh ekspresi
luar melalui manifestasi motorik, sensoris, somatik.
Contoh: saat stress menjadi mudah marah,
teriak-teriak, atau berolahraga.
4.
Penyangkalan (Denial)
Proses mekanisme dimana seseorang menghindarkan
kenyataan yang menimbulkan sakit dan rasa cemas, dengan secara tidak sadar
menyangkal adanya kenyataan, yang disangkal itu mungkin berupa suatu pikiran,
keinginan, atau suatu keadaan dan benda. Menyangkal realitas yang menimbulkan
rasa takut, sakit, malu, atau cemas.
Contoh: seorang ibu tidak mau menerima bahwa anaknya
terbelakang mental sehingga anak tersebut dititipkan pada saudaranya yang jauh.
5.
Memindahkan (Displacement)
Proses mekanisme dimana emosi2 yang tertahan diberikan
tujuan yang lain ke arah ide2, objek2, atau orang2 lain daripada ke sumber
primer emosi. Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada
seseorang atau objek yang lain.
Contoh: seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia
memukul adiknya atau menendang kucingnya.
6.
Disosiasi (Dissociation)
Beban emosi dalam suaatu keadaan yang menyakitkan
diputus atau diubah. Mekanisme dimana suatu kumpulan proses2 mental dipisahkan
atau diasingkan dari kesadaran dengan bekerja secara merdeka atau otomatis,
afek dan emosi terpisah, dan terlepas dari ide, situasi, objek, misalnya pada
selektif amnesia.
Contoh: rasa sedih karena kematian seorang kekasih
dikurangi dengan mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak
menderita lagi”.
7.
Fantasi (Fantasy) atau Khayalan (Image)
Suatu proses melamun (menerawang) atau tindakan
berkhayal untuk memberikan pelarian dari kenyataan, dengan kepuasan diperoleh
dan pencapaian2 kenikmatan yang bersifat khayal atau mati sebagai pahlawan yang
tidak berdosa.
Contoh: seorang anak yang kurang pandai lalu berkhayal
dirinya menjadi bintang pelajar.
8.
Identifikasi (Identification)
Suatu mekanisme dimana seseorang mempertinggi harga
dirinya dengan mempolakan dirinya serupa dengan orang lain (tabiat2nya meniru
orang lain). Menambah rasa harga diri dengan menyamakan harga dirinya seperti
seorang atau suatu hal yang dikaguminya.
Contoh: seorang anak yang bersolek atau berdandan
seperti ibunya, atau malah bersolek seperti bintang iklan.
9.
Introyeksi (Introjection)
Proses dimana seseorang mengambil ke dalam struktur
egonya sendiri, semua atau sebagian dari kepribadiannya sendiri.
Contoh: seorang anak yang membenci seseorang tapi
“memasukkan” ke dirinya sendiri, hingga jika ia kesal ke orang tersebut ia akan
memukuli dirinya sendiri.
10. Negativisme
(Negativism)
Proses perlawanan yang aktif atau pasif terhadap
permintaan2 yang ditujukan kepada seseorang. Negativisme aktif kalau seseorang
berbuat kebalikan dari apa yang diminta darinya. Negativisme pasif kalau ia
menghindarkan apa yang diharapkan daripadanya.
Contoh: seorang anak yang disekolahkan tidak sesuai
dengan minatnya maka ia sering bolos sehingga prestasinya menjadi kurang.
11. Proyeksi (Projection)
Adalah mekanisme dengan apa seseorang melindungi
dirinya dari kesadaran akan tabiat2nya sendiri yang tidak baik, atau perasaan2
dengan menuduhkannya kepada orang lain. Menyalahkan orang lain mengenai
kesulitannya sendiri yang tidak baik.
Contoh: seorang murid tidak lulus lalu mengatakan
gurunya sentimen kepada dia.
12. Rasionalisme
(Rationalization)
Mekanisme dimana seseorang membenarkan tingkah lakunya
yang tidak konsekuen dan tidak baik. Termasuk membenarkan kepercayaan,
keterangan, alasan2 (motivasi) dengan memberikan penjelasan dan keterangan
baginya. Berusaha untuk membuktikan bahwa perbuatannya (yang sebenarnya tidak
baik) dianggap rasional adanya, dapat dibenarkan, dan dapat diterima.
Contoh: seorang anak menolak bermain bulu tangkis
dengan temannya karena “kurang enak badan” atau “besok ada ulangan” (padahal
takut kalah).
13. Pembentukan Reaksi
(Reaction Formation)
Proses dimana seseorang mengambil kedalam struktur
egonya sendiri, semua atau sebagian dari suatu objek, yang kemudian dianggap sebagai
suatu unsur dari kepribadiannya sendiri. Supaya tidak menuruti keinginannya
yang jelek, maka sebagai penghalang diambil sikap atau perilaku yang
sebaliknya.
Contoh: seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara
berlebihan terhadap dosen yang sebenarnya tidak ia suka.
14. Regresi (Regression)
Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih
awal dan kurang matang dalam adaptasi. Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah
laku infantile (kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke tingkat perkembangan
yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Contoh: seorang anak yang sudah tidak ngompol,
mendadak ngompol lagi karena cemas mau masuk sekolah atau mulai menghisap
jempol lagi setelah ia memiliki adik.karena merasa perhatian ibunya terhadap
dirinya berkurang.
15. Sublimasi
(Sublimation)
Proses dengan apa kehendak2 tidak sadar dan tidak
dapat diterima, disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial yang
tinggi. Dorongan atau kehendak2 yang tidak dapat disalurkan menjadi aktivitas
yang memiliki nilai sosial.
Contoh: seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia
menjadi atlet petinju.
16. Menghapuskan
(Undoing)
Mekanisme dimana seseorang secara simbolis melakukan
kebalikan sesuatu yang telah dikerjakannya, atau pikiran yang tidak dapat
diterima oleh egonya dan masyarakat. Dia secara simbolis menghapus pikiran,
perasaan, atau keinginan yang tidak dapat diterima egonya atau masyarakat.
Contoh: seorang suami yang berselingkuh lalu ia
memberi bermacam-macam hadiah kepada istrinya.
17. Simpatisme
Berusaha mendapatkan simpati dengan jalan menceritakan
berbagai kesukarannya, misalnya penyakit atau kesulitan2 lainnya. Bila ada yang
menyatakan simpati kepadanya maka rasa harga dirinya diperkuat, biarpun ada
kegagalan.
Contoh: seorang siswa yang mengeluh bahwa dia tidak
mempunyai buku2 pelajaran karena orangtuanya miskin dan tidak bisa
membelikannya, lagipula ibunya sakit2an.
11.
11.
tahap perkembangan
psikoseksual freud.
Tahap Oral
Ini adalah tahap pertama yang dimulai sejak anak
dilahirkan hingga sekitar usia 1 tahun. Anak pada usia ini berfokus pada mulut
untuk mendapatkan rasa nikmat. Freud menyebutnya sebagai kenikmatan seksual
(Freud mengartikan seksual secara luas). Ketika anak memasukkan benda kedalam
mulut, maka seluruh organ oral terlibat dalam mewujudkan rasa nikmat yang
menjalar ke seluruh tubuh anak. Ia merasakan kenyamanan.
Tahap Anal
Tahap anal berlangsung kurang lebih antara umur 1-3
tahun. Fase ini bersamaan dengan latihan penggunaan toilet (taoilet training).
Latihan ini secara lebih luas, bisa diartikan latihan untuk mengendalikan
pengeluaran dari kandung kemih dan isi perut. Pada fase ini, orientasi
kenikmatan (seksual) berada pada area anal (anus). Mengeluarkan feses dari anus
adalah hal yang membanggakan. Anak merasakan sedang berproduksi, menghasilkan
sesuatu dari dalam dirinya. Bahkan prosesnya adalah sebuah kenikmatan, yaitu
ketika feses bergerak melalui saluran. Ketika orang dewasa menghendaki anak
mengeluarkan kotoran pada saat dan tempat yang tepat (toilet training),
menahannya juga menjadi kenikmatan bagi anak, karena memenuhi harapan orang
dewasa di sekitarnya.
Tahap Phallic
Tahap Pahllic berlangsung antara usia 3-5 tahun. Di
tahap ini, anak mulai menggeser area kenikmatan seksualnya pada alat kelamin.
Anak mulai bisa menikmati sentuhan (rangsangan) pada alat kelaminnya. Yang khas
dari tahap ini adalah terjadinya oedipus complex, yaitu fase dimana anak laki-laki begitu
mencintai ibunya dan merasa bahwa ayahnya adalah saingan. Pada tahap ini pula
Freud menjelaskan konsepnya tentang penis envy, yaitu rasa iri anak perempuan
atas kepemilikan penis anak lelaki. Memang terdengar sarkastik dalam
menggambarkan dominasi laki-laki secara kultural, atau kepemimpinan laki-laki
secara historis. Apapun itu, memang terdengar sangat sarkastik.
Tahap Latensi
Tahap latent terjadi saat hasrat oedipal ditekan dan
mereda. Ini terjadi sampai masa pubertas. Sebenarnya, penelitian membuktikan
bahwa hasrat seksual justru meningkat sampai puncaknya pada masa pubertas.
Represi seksualitas karena dianggap tabu pada masa hidup Freud, membuat hasrat
seksual harus dikendalikan dan ditekan.
Tahap Genital
Tahap terakhir dari perkembangan psikoseksual adalah
fase genital, yang terjadi sejak pubertas. Fase Oedipus tidak lagi ditekan,
tetapi sudah selesai pada fase ini. Bentuk penyelesaiannya adalah penyempurnaan
objek pemuas dorongan seksual, yaitu melalui persenggemaan dengan lawan jenis.
12.
Semua proses psikologis dan fenomena dapat dijelaskan
dengan konsep finalism oleh Adler –pikiran bahwa kita punya
tujuan utama, keadaan akhir dari suatu keberadaan, dan kecenderungan
sekarang-selamanya ataukebutuhan untuk bergerak dalam tujuan itu. Ada aspek
penting dalam pernyataan tentang finalism; tujuan yang kita capai sebagai
individual bukanlah merupakan aktualita tapi lebih pada potinsialitas. Ita
berjuang untuk cita-cita yang ada dalamdiri kita secara subyektif.
Adler berpendapat bahwa tujuan keseluruhan
kita adalah sebuah keinginan fiktif yang tak dapat diuji dengan realita. Dia
juga menambahkan kita hidup dikelilingi oleh khayalan tersebut. Kita boleh saja
percaya bahwa semua manusia diciptakan sama atau bahwa semua manusia pada
dasarnya baik, dan cita-cita mempengaruhi cara kita merasa dan berinteraksi
dengannya disekeliling kita.
Kemudian kita punya konsep Adler mengenai Fictional
Finalism –tentang pemikiran fiktif (tidak nyata) mengarahkan
tingkah laku kita-. Ada banyak pemikiran fiktif yang dengannya kita menuju
jalan hidup kita, tetapi yang paling umum adalah keinginan tentang
perfeksionisme. Gambaran terbaik mengenai keinginan ini yang dikembangkan dari
keberadaan manusia adalah konsep tentang Tuhan.
13.
inferioritas adalah perasaan lemah atau ketidak berdayaan sedangkan
superioritas adalah keadaan dimana kita semakin dekat dengan tujuan kita. gaya hidup di pelajari dari inetraksi sosial.
gaya hidup dinilai dari inferioritasnya saat menuju superioritasnya dimasa yang akan datang
14..
3 faktor eksternal (penyesuaian diri buruk) adler.
a. Cacat fisik yang parah
Cacat fisik yang parah, apakah dibawa sejak lahir
atau akibat kecelakaan, dan penyakit, tidak cukup untuk membuat salah suai.
Bila cacat tersebut diikuti dengan perasaan inferior yang berlebihan maka
terjadilah gejala salah suai.
b. Gaya hidup manja
Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab
sebagian neurosis.
Anak yang dimanja mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktivitas yang
rendah. Ia menikmati pemanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan
mengembangkan hubungan parasit dengan ibunya ke orang lain. Ia berharap orang
lain memperhatikan dirinya, melindunginya, dan memuaskan semua keinginannya
yang mementingkan diri sendiri. Gaya hidup manja seseorang mudah dikenali
dengan ciri-ciri : sangat mudah putus asa, selalu ragu, sangat sensitif, tidak
sabaran, dan emosional.
c. Gaya hidup diabaikan
Anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendai,
akan mengembangkan gaya hidup diabaikan. Diabaikan, menurut Adler, merupakan
konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri
anak yang diabaikan mempunyai banyak persamaan dengan anak yang dimanjakan,
tetapi pada umumnya anak yang diabaikan lebih dicurigai dan berbahaya bagi
orang lain.
Dalam terapi Adler
hampir selalu menanyai kliennya mengenai keadaan keluarga, yakni; urutan
kelahiran, jenis kelamin, dan usia saudara-saudara sekandung. Adler
mengembangkan teori urutan lahir, didasarkan pada keyakinannya bahwa keturunan,
lingkungan, dan kreativitas individual bergabung menentukan kepribadian. Dalam
sebuah keluarga, setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda, masuk ke
dalam seting sosial yang berbeda, dan anak-anak itu menginterpretasi situasi
dengan cara yang berbeda. Anak sulung mendapat perhatian yang utuh dari orang
tuanya, sampai perhatian itu terbagi saat dia mendapat adik.Perhatian dari
orang tua itu cenderung membuat anak memiliki perasaan mendalam untuk menjadi
superior / kuat, kecemasannya tinggi, dan terlalu dilindungi.Kelahiran adik
menimbulkan dampak traumatik kepada anak sulung yang “turun tahta.”Anak sulung
mungkin menjadi pemuda yang bertanggung jawab – melindungi orang lain, atau
sebaliknya menjadi orang yang merasa tidak aman dan miskin interes sosial.Itu semua tergantung kepada sejumlah
faktor; keturunan, persiapan menerima saudara baru, dan interpretasi unik
terhadap pengalamannya sendiri.Anak kedua
biasanya memulai hidup dalam situasi yang lebih baik untuk mengembnagkan
kerjasama dan minat sosial.Sampai tahap tertentu, kepribadian anak kedua
dibentuk melalui pengamatannya terhadap sikap kakaknya kepada dirinya.Jika sikap kakaknya penuh kemarahan dan
kebencian, anak kedua mungkin menjadi sangat kompetitif atau menjadi penakut
dan sangat kecil hati.Anak bungsu, paling
sering dimanja, sehingga beresiko tinggi menjadi anak bermasalah.Mereka mudah
terdorong memiliki perasaan inferior yang kuat, dan tidak mampu berdiri
sendiri.Mereka sering termotivasi untuk melampaui kakak-kakaknya, menjadi anak
yang ambisius.Anak tunggal mempunyai
posisi unik dalam berkompetisi, tidak denan saudara-saudaranya tetapi dengan
ayah dan ibunya.Mereka sering mengembangkan perasaan superior yang berlebihan,
konsep dirinya rendah, dan perasaan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya,
khususnya kalau orang tuanya sangat memperhatikan kesehatannya.
(jelasnya tentang teori adler bisa buka LINK)
(jelasnya tentang teori adler bisa buka LINK)
16.
Menurut
Jung, "ketidaksadaran kolektif" itu mengatur keseluruhan tingkah laku
sekarang dan dengan demikian merupakan kekuatan yang paling berpengaruh
terhadap kepribadian.
"Ketidaksadaran kolektif" itu berasal dari peristiwa2 yang dialami oleh leluhur kita di masa lalu. Bahkan dalam pandangan Jung sebenarnya juga berakar sampai ancestors kita dalam bentuk pra-manusia. Wujud dari "ketidaksadaran kolektif" itu misalnya termanifestasi dari sikap beberapa keluarga di Jawa Timur yang akan sangat berkeberatan apabila ada anggota keluarganya yang memilih menikahi seorang perempuan Sunda. Ada banyak alasan yang biasanya dinyatakan untuk "keberatan" itu. Yang paling sering terdengar adalah bahwa perempuan Sunda biasanya "boros","suka selingkuh" dan "tidak bisa diajak hidup prihatin".
"Ketidaksadaran kolektif" itu berasal dari peristiwa2 yang dialami oleh leluhur kita di masa lalu. Bahkan dalam pandangan Jung sebenarnya juga berakar sampai ancestors kita dalam bentuk pra-manusia. Wujud dari "ketidaksadaran kolektif" itu misalnya termanifestasi dari sikap beberapa keluarga di Jawa Timur yang akan sangat berkeberatan apabila ada anggota keluarganya yang memilih menikahi seorang perempuan Sunda. Ada banyak alasan yang biasanya dinyatakan untuk "keberatan" itu. Yang paling sering terdengar adalah bahwa perempuan Sunda biasanya "boros","suka selingkuh" dan "tidak bisa diajak hidup prihatin".
17.
Arketipe adalah kecenderungan
yang tidak dipelajari, untuk mengalami sesuatu, dengan suatu cara tertentu.
Arketipe bekerja seperti “insting” pada teori Freud
Macam-macam arketipe:
- Mother
- Mana (kekuatan spiritual)
- Shadow (seperti hewan, merupakan insting
untuk hidup dan berhubungan sex)
- Persona : topeng yang kita kenakan untuk
ditunjukkan ke dunia luar. Merupakan arketipe yang paling dekat dengan
kesadaran.
- Anima: peran laki-laki (pada seorang perempuan,
terdapat bagian yang dinamakan Anima, atau bagian laki-laki)
- Animus: peran perempuan (pada seorang
laki-laki, juga terdapat bagian yang dinamakan Animus, atau bagian perempuan)
- Father
- Anak
- Keluarga
- The self : kesatuan kepribadian yang paling
pokok. Yang mendorong kita untuk mencapai “penyatuan” dalam arti spiritual.
Seperti seorang Budha
dll (Jung mengatakan bahwa masih banyak
arketipe-arketipe lain, yang tidak sempat diidentifikasi)
18.
1. Sikap Jiwa
Sikap jiwa ialah energi psikis
atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.
Arah energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dan demikian pula arah
orientasi manusia terhadap dunianya, dapat ke luar ataupun ke dalam.
Berdasarkan atas sikap
jiwanya manusia, dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe
ekstrovert dan introvert (Suryabrata, 2002: 161-162).
Menurut Jung, arti dari sifat ekstrovert dan introvrt
bukanlah karena orang introvert lebih pemalu atau orang ekstrovert
lebih mudah bergaul. Akan
tetapi, perbedaan itu didasarkan
pada kecenderungan
kepribadian yang mengarah pada diri sendiri atau orang lain.
Kedua sikap yang belawanan itu ada dalam kepribadian, tetapi biasanya salah
satunya bersifat dominan dan sadar, sedangkan yang lainnya kurang dominan dan
tak sadar (melalui
Alwisol, 2011: 46).
2. Fungsi Jiwa
Menurut Jung, fungsi jiwa merupakan suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang
berbeda-beda. Jung membedakan empat pokok fungsi jiwa, yaitu pikiran dan perasaan yang
merupakan fungsi rasional, serta
pengindraan dan intuisi
yang merupakan fungsi irrasional. Fungsi rasional bekerja dengan penilaian
melalui pikiran, menilai
atas dasar benar dan salah, sedangkan perasaan menilai atas dasar menyenangkan
dan tak menyenangkan. Fungsi irrasional tidak memberikan penilaian, melainkan
hanya semata-mata mendapat pengamatan sadar-indriah
melalui pengindraan,
sedangkan intuisi mendapat pengamatan secara tak sadar-naluriah
(Suryabrata, 2010: 158).
Fungsi berpikir mengacu pada
proses kognitif pikiran, pengindraan adalah persepsi dengan cara fisik organ-organ indera,
perasaan adalah fungsi dari penilaian subjektif, dan intuisi mengacu pada
persepsi dengan cara ketaksadaran. (jelasnya
bisa buka LINK)
Kehidupan Psikis seorang bayi
Klein menekankan pentingnya empat sampai enam bulan pertama dari hidup seorang anak. Ini bertentangan dengan Freud yang menekankan pentingnya beberapa tahun pertama. Bagi Klein, anak balita tidak mulai dari nol, akan tetapi anak tersebut mempunyai sifat-sifat yang diturunkan dari orang tuanya.
a.
Fantasi
Fantasi atau khayalan hidup yang aktif dimiliki oleh seorang bayi sejak ia lahir. Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketidak sadaran insting id yang tidak bisa dicampur adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak anak dan dewasa. Ketika klein (1932) menulis mengenai dinamika kehidupan fantasi pada bayi, ia tidak mengatakan bahwa bayi yang baru kahir bisa merangkum pemikiranya melalui kata kata. Maksudnya adalah bahkan sejak masih sangat kecil, bayi memiliki gambaran ketidak sadaran dari “baik” dan “buruk”. Contohnya perut penuh adalah baik; perut kosong tidak baik. Selanjutnya, klein mengemukakan bahwa bayi yan tertidur saat sedang mengisap jarinya sedang berfantasi bahwa ia mengisap punting payudara ibunya yang baik.
Seiring dengan berkembangnya sang bayi fantasi ketidaksadaran yang muncul belakangn ini di bentuk melalui kenyataan yang dialami dan predisposisi bawaan. Salah satu daripreposisi adalah qedifus complex atau keinginan anak untuk menghancurkan salah satu orang tuanya dan untuk terlibat secara seksual dengan orang tuanya.
b.
Objek
Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting, termasuk insting kematian. Dorongan-dorongan tersebut berupa objek dan objek-objek tersebut adalah dorongan lapar untuk mendapatkan payudara baik, dorongan berhubungan badan dan memiliki organ seksual, juga lainnya. Klein (1948) yakin bahwa pada sejak masa bayi awal, anak sudah berkaitan dengan objek-objek eksternal ini, dan kemudian mulai berminat pada wajah dan tangan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mereka. Dalam khayalan aktifnya bayi mengintroyeksi atau mencapai struktur psikis pada objek-objek eksternal, termasuk penis ayahnya, tangan dan wajah ibunya, serta bagian tubuh lainnya.
c.
Posisi
Klein melihat bayi (manusia) sebagai penghubung
konsisten dalam konflik dasar antara hasrat untuk hidup dan hasrat untuk mati,
antara baik dan buruk, antara cinta dan kebencian, kreativitas dan
penghancuran. Seiring ego bejalan menuju penggabungan dan menjauh dari
perpecahan, secara alami bayi memilih sensasi yang menyenangkan dibanding yang
memusingkan.
Dalam pengupayaan mereka untuk berurusan dengan penggolongan perasaan tenang dan tidak tenang, bayi mengatur posisi atau cara berurusan dengan objek-objek internal maupun eksternal berdasarkan pengalamannya. Klein memilih istilah ‘posisi’ dibandingkan ‘tingkat perkembangan’ untuk menunjukkan bahwa perubahan posisi berarti maju atau mundur; ini bukanlah jangka waktu ataupun tahapan perkembangan yang dilewati seseorang.
Dalam pengupayaan mereka untuk berurusan dengan penggolongan perasaan tenang dan tidak tenang, bayi mengatur posisi atau cara berurusan dengan objek-objek internal maupun eksternal berdasarkan pengalamannya. Klein memilih istilah ‘posisi’ dibandingkan ‘tingkat perkembangan’ untuk menunjukkan bahwa perubahan posisi berarti maju atau mundur; ini bukanlah jangka waktu ataupun tahapan perkembangan yang dilewati seseorang.
a. Posisi paranoid-schizoid
Menurut klein bayi mengembangkan posisi paranois-schizoid ketika berusia 3-4 bulan. Pada saat ini, egonya mempersepsi dunia eksternal sebagai dunia yang subjektif dan fantastis, bukan objektif dan nyata.
Cirri-Ciri Diagnostic Dari Kepribadian Paranoid
1. Kecurigaan dan ketidakpercayaan yang pervasive terhadap orang lain
2. Curiga bahwa orang lain sedang mengeksploitasi, mencalakai dan menipunya
3. Preokupasi dengan keragu-raguan yang tidak beralasan terhadap loyalitasteman atau teman-teman sejawatnya
4. Kecenderungan untuk membaca adanya maksud merendahkan atau mengancam yang tersembunyi di balik ucapan manis seseorang
5. Menyimpan dendam atas penghinaan, cedera dan kebohongan yang pernah diterimanya
6. Mempersepsi adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya bagi orang lain sama sekali tidak ada
7. Kecurigaan tanpa alasan yang berulang kali muncul bahwa suami/istri atau mitra seksualnya telah berselingkuh
8. Tidak muncul secara eksklusif dengan skizofrenia, gangguan suasana perasaan dengan fitur –fitur psikotik, atau gangguan psikotik lainnya.
9. Cirri-Ciri Diagnostic Gangguan Kepribadian Schizoid
10. Menggambarkan orang yang memiliki sedikit minat, bila ada, dalam hubungan sosial, menunjukkai dan ekspresi emosi yang terbatas, serta tampak jauh dan menjaga jarak
11. Pola pelepasan diri dari hubungan sosial dan ragam ekspresi emosi terbatas, yang dimulai pada masa dewasa awal
12. Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat
13 Hamper selalu memilih aktivitas-aktivitas soliter
14. Kurang memiliki sahabat atau teman karib di luar anggota keluarga batihnya
15. Tampak tidak peduli terhadap pujian maupun kritik dari orang lain
16. Menunjukkan sikap dingin atau lepas secara emosional
17. Tidak muncul secara eksklusif dengan skizhofrenia atau gangguan-gangguan lainnya
Menurut klein bayi mengembangkan posisi paranois-schizoid ketika berusia 3-4 bulan. Pada saat ini, egonya mempersepsi dunia eksternal sebagai dunia yang subjektif dan fantastis, bukan objektif dan nyata.
Cirri-Ciri Diagnostic Dari Kepribadian Paranoid
1. Kecurigaan dan ketidakpercayaan yang pervasive terhadap orang lain
2. Curiga bahwa orang lain sedang mengeksploitasi, mencalakai dan menipunya
3. Preokupasi dengan keragu-raguan yang tidak beralasan terhadap loyalitasteman atau teman-teman sejawatnya
4. Kecenderungan untuk membaca adanya maksud merendahkan atau mengancam yang tersembunyi di balik ucapan manis seseorang
5. Menyimpan dendam atas penghinaan, cedera dan kebohongan yang pernah diterimanya
6. Mempersepsi adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya bagi orang lain sama sekali tidak ada
7. Kecurigaan tanpa alasan yang berulang kali muncul bahwa suami/istri atau mitra seksualnya telah berselingkuh
8. Tidak muncul secara eksklusif dengan skizofrenia, gangguan suasana perasaan dengan fitur –fitur psikotik, atau gangguan psikotik lainnya.
9. Cirri-Ciri Diagnostic Gangguan Kepribadian Schizoid
10. Menggambarkan orang yang memiliki sedikit minat, bila ada, dalam hubungan sosial, menunjukkai dan ekspresi emosi yang terbatas, serta tampak jauh dan menjaga jarak
11. Pola pelepasan diri dari hubungan sosial dan ragam ekspresi emosi terbatas, yang dimulai pada masa dewasa awal
12. Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat
13 Hamper selalu memilih aktivitas-aktivitas soliter
14. Kurang memiliki sahabat atau teman karib di luar anggota keluarga batihnya
15. Tampak tidak peduli terhadap pujian maupun kritik dari orang lain
16. Menunjukkan sikap dingin atau lepas secara emosional
17. Tidak muncul secara eksklusif dengan skizhofrenia atau gangguan-gangguan lainnya
b. Posisi depresi
Saat usia lima atau enam bulan bayi mulai dapat melihat objek
eksternal secara utuh dan melihat terdapat kebaikan sekaligus keburukan pada
seseorang pada saat ini bayi mengembangkan gambaran yang lebih realistis
sebagai individu yang indevenden dan dapat melakukan kebaikan dan keburukan.
Defense Mechanism
1. Introjection
Introjection dimulai pertama kali saat bayi diberi makan, ketika memperkenalkan payudara ibu kepada bayi (pemasukkan benda-benda ke dalam mulut). Secara umum, bayi mencoba untuk meng-introject objek-objek yang bagus untuk dingunakan sebagai pelindung dari kesenangan. Objek-objek yang terintrojeksi bukanlah representasi sesungguhnya dari objek-objek aslinya, tetapi diwarnai oleh fantasi (khayalan) anak-anak. Sebagai contoh, bayi akan mengkhayal kalau ibunya selalu ada; yaitu mereka merasa ibunya selalu ada di dalam dirinya. Ibu dalam arti yang sesungguhnya, tentu tidak berada dalam bayi tersebut, namun ia merupakan objek fantasi internal dari bayi tersebut.
Introjection dimulai pertama kali saat bayi diberi makan, ketika memperkenalkan payudara ibu kepada bayi (pemasukkan benda-benda ke dalam mulut). Secara umum, bayi mencoba untuk meng-introject objek-objek yang bagus untuk dingunakan sebagai pelindung dari kesenangan. Objek-objek yang terintrojeksi bukanlah representasi sesungguhnya dari objek-objek aslinya, tetapi diwarnai oleh fantasi (khayalan) anak-anak. Sebagai contoh, bayi akan mengkhayal kalau ibunya selalu ada; yaitu mereka merasa ibunya selalu ada di dalam dirinya. Ibu dalam arti yang sesungguhnya, tentu tidak berada dalam bayi tersebut, namun ia merupakan objek fantasi internal dari bayi tersebut.
2. Projection
Proyeksi adalah sebuah fantasi di mana perasaan dan impuls seseorang berada pada 2 hal yang berbeda yakni objek eksternal dan internal.
Proyeksi adalah sebuah fantasi di mana perasaan dan impuls seseorang berada pada 2 hal yang berbeda yakni objek eksternal dan internal.
3. Splitting (pembagian atau pemisahan)
Klein melihat konflik inti sepanjang hidup sebagai perjuangan antara perasaan positif cinta dan perasaan negatif dari kebencian. Wawasannya bahwa dalam konflik ini orang cenderung untuk “split” atau membagi dunia menjadi komponen murah hati dan jahat.
Splitting yaitu memisahkan impuls-impuls yang tidak selaras. Dalam rangka memisahkan obyek-obyek yang baik dari yang buruk, ego sendiri harus dipisahkan. Jadi bayi mengembangkan suatu gambaran tentang “good me” maupun “bad me” yang memungkinkannya untuk menangani impuls-impuls yang menyenangkan (pleasurable) maupun yang destruktif terhadap obyek-obyek eksternal.
Klein melihat konflik inti sepanjang hidup sebagai perjuangan antara perasaan positif cinta dan perasaan negatif dari kebencian. Wawasannya bahwa dalam konflik ini orang cenderung untuk “split” atau membagi dunia menjadi komponen murah hati dan jahat.
Splitting yaitu memisahkan impuls-impuls yang tidak selaras. Dalam rangka memisahkan obyek-obyek yang baik dari yang buruk, ego sendiri harus dipisahkan. Jadi bayi mengembangkan suatu gambaran tentang “good me” maupun “bad me” yang memungkinkannya untuk menangani impuls-impuls yang menyenangkan (pleasurable) maupun yang destruktif terhadap obyek-obyek eksternal.
4. Identifikasi bersifat proyeksi
membantu ego untuk mengatasi kecemasan dengan cara membersihkan itu dari bahaya dan kejahatan. Introjeksi dari objek yang baik juga digunakan oleh ego sebagai pertahanan diri terhadap kecemasan. Proses pemisahan dari bagian dari diri dan proyeksi mereka menjadi objek demikian sangat penting untuk perkembangan normal maupun untuk relasi abnormal objek. Pengaruh introjeksi terhadap hubungan-hubungan objek sama pentingnya. Para introjeksi dari objek yang baik, pertama-tama payudara ibu, merupakan prasyarat untuk perkembangan normal. Ia datang untuk membentuk titik fokus di ego dan membuat untuk kekompakan ego
membantu ego untuk mengatasi kecemasan dengan cara membersihkan itu dari bahaya dan kejahatan. Introjeksi dari objek yang baik juga digunakan oleh ego sebagai pertahanan diri terhadap kecemasan. Proses pemisahan dari bagian dari diri dan proyeksi mereka menjadi objek demikian sangat penting untuk perkembangan normal maupun untuk relasi abnormal objek. Pengaruh introjeksi terhadap hubungan-hubungan objek sama pentingnya. Para introjeksi dari objek yang baik, pertama-tama payudara ibu, merupakan prasyarat untuk perkembangan normal. Ia datang untuk membentuk titik fokus di ego dan membuat untuk kekompakan ego
0 komentar:
Posting Komentar